“REPOST” Berikut ini adalah pengulangan kembali Postingan yang sebelumnya telah di unpublish kerena migrasi blog/web. Tepatnya hari Selasa tanggal 18 September 2007 Salah satu ORMAS (organisasi kemasyarakatan) di daerah Tasikmalaya merusak dan main hakim sendiri terhadap jemaah wahidiyah di kota tersebut.
Mantan Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid atau sering dipanggil Gus Dur geram dengan sikap pemerintah yang tidak bertindak tegas serta tidak mampu mengendalikan keadaan dan ketidakmampuan untuk mengawasi dan mengambil tindakan yang tepat terhadap kelompok yang berbendera Islam tersebut yang kala itu pemerintahan dipimpin oleh mantan Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)
Gus Dur meminta polisi menindak para tokoh provokator yang menggerakkan aksi-aksi penyerangan terhadap jamaah wahidiyah di Tasikmalaya,
"Karena dia tidak bisa mengendalikan anak buahnya." Kata Gusdur saat jumpa pers pada hari kejadian itu juga di gedung PBNU Jakarta. Selain itu Ketua Komisi Fatwa MUI (majelis ulama indonesia) kabupaten Tasikmalaya KH Saefudin Juhri dan Ketua Tasikmalaya H Dudung Akasah. “Saya minta dilakukan penangkapan atas dua orang tersebut,” ujar Gusdur.
Alasannya aksi penyerangan oleh kelompok berlabel Islam terhadap wahidiyah di Tasikmalaya dipicu oleh Fatwa MUI Tasikmalaya yang menyebutkan bahwa Wahidiyah adalah sesat, dan menyesatkan.
Sebelumnya, ratusan anggota FPI Front Pembela Islam mendatangi salah satu rumah yang dianggap sebagai pusat pertemuan kelompok Wahidiyah di Kampung Keretek, Mangkubumi, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (11/9) sekitar pukul 15.00 WIB. Kepada warga setempat, FPI menyatakan akan membersihkan daerah itu karena Wahidiyah dinilah telah merusak kesucian Islam.
Di rumah tersebut, FPI tidak menemukan anggota Wahidiyah. Anggota FPI kemudian mencabut spanduk berlambang Wahidiyah dan membakarnya. Aksi pembakaran ini didiamkan oleh polisi yang berjaga di rumah itu. Usai aksi pembakaran, anggota FPI melempari rumah itu dengan batu serta telur busuk.
Tidak ada korban jiwa dalam aksi amuk massa tersebut, namun kerugian materi yang dialami oleh korban, puluhan hingga ratusan juta rupiah. Sebab itu, pemerintah diminta bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat pada penyerangan tersebut. "Kalau salah ya salah, kita harus berani," tegas Ketua Dewan Syura DPP PKB ini.