Dalam kesempatan sebelumnya kita telah mengenal Mujahadah yang terdapat dalam Wahidiyah kali ini saya akan coba publish bagaimana adab kita dalam bermujahadah. Mujahadah yang dilaksanakan oleh pengamal baik pemula atau baru ingin mengamalkan shalawat wahidiyah, Boleh dilaksanakan sendiri-sendiri (munfaridan) tetapi lebih dianjurkan berjamaah se keluarga, se kampung / se lingkungan. Dilaksanakan selama 40 hari berturut-turut (untuk pengamal baru) dan dalam bermujahadah dianjurkan dengan adab dan tata cara pengamalan seperti yang akan diuraikan.
Waktu pelaksanaannya boleh siang, malam, pagi atau sore hari. Lebih utama jika waktunya dirutinkan / ditetapkan. Misalnya setiap ba’da sholat Maghrib, kecuali ba’da udzur. Usahakan dalam waktu sehari semalam (24 jam) melaksanakan satu kali khatam sesuai dengan bilangan yang tertulis dalam lembaran Sholawat Wahidiyah.
Yang belum bisa membaca Sholawat Wahidiyah seluruh-nya, boleh membaca bagian-bagian mana yang sudah bisa dibaca lebih dahulu. Misalnya ; membaca Fatihah saja, atau membaca “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH” diulang berkali-kali selama kira-kira sama waktunya jika mengamalkan sholawat Wahidiyah secara lengkap, yaitu lebih kurang 30 menit. Kalau itupun belum mungkin, boleh berdiam saja selama waktu yang sama, dengan memusatkan hati dan perhatian (berkonsentrasi) kepada Alloh SWT, dan memuliakan serta menyatakan rasa cinta semurni-murninya dengan rasa istihdlor di hadapan Junjungan kita Rosululloh SAW.
Wanita yang sedang udzur cukup membaca sholawatnya saja tanpa membaca Fatihah. Adapun Fafirruu ….. dan Waqul Jaa … “ boleh dibaca, sebab di sini dimaksudkan sebagai do’a. Jika pengamalan 40 hari dirasa berat karna kesibukan atau alasan lainnya bisa diringkas menjadi 7 hari bilangannya hanya dikalikan 10 kali lipat (yang 7 menjadi 70 kali, 100 menjadi 1000 kali dan seterusnya) kecuali bacaan do’a akhir (“ALLOOHUMMA BIHAQQISMIKAL A’DHOM…..” dst), bilangannya tetap seperti dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah.
Mengamalkannya harus dengan niat semata-mata beribadah kepada Alloh dengan ikhlas tanpa pamrih suatu apapun. Baik pamrih duniawi maupun pamrih ukhrowi misalnya supaya begini supaya begitu, ingin pahala, ingin surga dan sebagainya!. Harus sungguh-sungguh mulus, IKHLAS KARENA DAN UNTUK ALLOH (LILLAH!). Di samping niat beribadah LILLAH, supaya niat mengikuti tuntunan Rosululloh SAW = LIRROSUL, dan niat mengikuti bimbingan Ghoutsu Hadzaz-Zaman RA. = LILGHOUTS!. Jadi ketiga niat dilaksanakan bersama yaitu LILLAH, LIRROSUL, LILGHOUTS!.
Di samping niat LILLAH, LIRROSUL, LILGHOUTS seperti di atas, supaya merasa bahwa kita dapat melakukan ini semua karena pertolongan Alloh, karena digerakkan oleh Alloh. Jadi menerapkan:
لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
"Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan titah Alloh".
BILLAH!. Jangan sekali-kali merasa diri kita mempunyai kemampuan tanpa dititahkan oleh Alloh!. Di samping merasa BILLAH, juga supaya merasa BIIROSUL. Artinya merasa bahwa diri kita ini menerima jasa dari Rosul Alloh SAW. Jadi menerapkan firman Alloh :
وَمَا اَرْسَلْنَكَ اِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَلَمِيْنَ. (٢١- الانبياء: ١٠۷)
"Dan tiada AKU mengutus Engkau Muhammad, melainkan rahmat bagi seluruh alamin". (21 - Al Anbiya : 107).
Selanjutnya di samping merasa BILLAH dan BIRROSUL supaya merasa BILGHOUTS!. Artinya merasa bahwa kita memperoleh jasa-jasa baik dari Ghouts Hadzaz-Zaman RA, jasa moril antara lain berupa dukungan moril dan doa restu dari pada Beliau. khususnya di dalam kita berdoa memobon kepada Alloh SWT ini.
Ketika mengamalkan Mujahadah 40 harian supaya sungguh-sungguh hadlur hati kita dihadapan Alloh SWT dan "ISTIHDLOR" merasa seolah-olah seperti benar-benar berada di hadapan Rosul Allah SAW dengan adab lahir batin sebaik-baiknya, ta'dhim (memulyakan) dan mahabbah (mencinta) setulus hati.
Dalam pada itu supaya merasa dan mengakui dengan jujur bahwa diri kita ini penuh berlumuran dosa dan senantiasa berlarut-larut dosa kepada Alloh SWT, dosa kepada Rasululloh SAW, dosa kepada Ghouts Hadzaz-Zaman dan kepada para Auliya Kekasih Alloh, dosa kepada orang tua, kepada ibu bapak, kepada kelurga, kepada guru, kepada murid, kepada pemimpin dan kepada yang dipimpin, dosa terhadap bangsa dan negara, dosa kepada ummat dan masyarakat, bahkan dosa terhadap sesama makhluk pada umumnya.
Dan merasa diri kita ini sangat dlo'if sangat lemah, butuh sekali maghfiroh ampunan, taufiq dan hidayah Alloh, butuh sekali syafa'at pertolongan dan tarbiyah Rosul Alloh SAW!. Butuh sekali akan bantuan dan dukungan dari Ghoutsu Hadzaz-Zaman RA berupa barokah, nadhroh dan doa restunya !.
Demikian segala kesalahan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
WABILLAHIT TAUFIQ WAL HIDAYAH, WAMINAR ROSULI SAW ASY-SYAFA’AH WAT TARBIYAH WAMIN GHOUTSI HADZA ZAMAN RA AN-NADHROH WAL BAROKAH WAL KAROMAH WASSALAMU ‘ALAIKUM WA ‘ALAIKUNNA WAROHMATULLOHI WA BAROKATUH